Dimata sang pencipta manusia diciptakan dalam keadaan yang sama.
Tidak ada hal apapun yang dapat membedakan derajat manusia dimatanya
kecuali kebaikan dan amal ibadah yang dilakukan semata-mata untuknya.
Namun. terkadang di dunia ini manusia kerap kali selalu membeda-bedakan
sesamanya. Fisik, tahta dan kekayaan selalu saja menjadi pembeda dalam
kehidupan di duniawi. Tetapi tidak semua orang memiliki sifat seperti
itu, ada diantaranya beberapa orang yang masih memiliki hati nurani dan
tidak memandang orang dari segimanapun. Seperti halnya pramugari cantik
yang bekerja dari China Airline.
Nah, di bawah ini merupakan kisah dari pramugari cantik dan kakek
tua. Kisah di bawah ini kami kutip dari curahan hati sang pramugari.
Awal Kisah Insfiratif Pramugari
Disebuah maskapai penerbangan yaitu di China Airline ada seorang
wanita yang bekerja menjadi salah satu pramugari. Wanita tersebut
menganggap bahwa hidupnya biasa-biasa saja. Selama bekerja di maskapai
tersebut pun ia mengaku bahwa ia tidak pernah memiliki pengalaman yang
mengesankan. Setiap harinya ia hanya melayani penumpang serta melakukan
pekerjaan yang monoton.
Ketika pada bulan juni yang lalu tepatnya pada tanggal 17 juni, ia
menjumpai sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan bisa ia lupakan
selamanya. Pengalaman tersebut bahkan bisa membuat perubahan dalam
setiap memandang hidup dan pekerjaan yang ia miliki. Pada saat itu ia
mendapatkan jadwal penerbangan dari Shanghai menuju ke Peking. Ketika
itu penumpang di pesawat sangatlah penuh. Diantara beberapa penumpang
pramugari cantik tersebut meilihat seorang kakek yang merangkul karung
tua, ia meyakini bahwa kakek tersebut berasal dari desa karena terlihat
jelas dari gaya kakek tersebut. Ketika itu ia berdiri di depan pintu
pesawat untuk menyambut para penumpang. Ketika melihat kakek tersebut
kesan pertama yang ada dipikirannya yaitu, zaman modern seperti ini
sungguh sangat sudah maju, seseorang dari desa pun kini sudah bisa
membeli tiket pesawat yang tentunya dengan harga tidak murah.
Nah, ketika pesawat mulai terbang, beberapa pramugari yang ada di
pesawat mulai menyajikan minuman. Ketika itu, pramugari cantik tersebut
melewati baris 20, ia kemudian melihat kembali kakek tua tersebut. Ia
melihat kakek tua duduk dengan tegak dan kaku seperti patung ditempat
duduknya dengan terus memeluk karung yang di bawanya. Ketika itu, ia
menanyakan kepada kakek tua “mau minum apa?”, kemudian dengan terkejut
kakek tua tersebut melambaikan tangannya tanda menolak. Kemudian ia pun
menawarkan untuk membantu menyimpankan karung tua yang di bawa oleh
kakek, namun kakek tersebut menolaknya. Setelah itu ia pun membiarkan si
kakek duduk dengan tenang.
Melayani Penumpang Tanpa Membeda-Bedakan
Ketika menjelang pembagian makanan, ia masih melihat kakek tua duduk
dengan tegak dan kaku. Kemudian ia menawarkan makanan kepada kakek
tersebut namun tetap saja ditolaknya. Melihat keadaan seperti itu
kemudian ia melaporkannya kepada kepala pramugari. Dengan akrab kemudian
kepala pramugari bertanya kepada kakek “apakah anda sakit?”, dengan
suara rendah kakek tua menjawab bahwa dirinya ingin ke toilet, tetapi ia
takut bahwa dipesawat tidak diperbolehkan untuk bergerak bebas karena
ia takut akan merusak barang yang ada di dalam pesawat ini. Ketua
pramugari kemudian menjelaskan kepada kakek tersebut bahwa dirinya boleh
bergerak sesuka hatinya, setelah itu menyuruh seorang pramugara untuk
mengantarnya ke toilet.
Ketika para pramugari menyajikan minuman yang ke dua kalinya,
pramugari tersebut melihat kakek tua itu melirik kepada penumpang
disebelahnya dan kemudian menelan ludah. Dengan tidak menanyakan apakah
si kakek ingin minum atau tidak ia langsung saja menyimpan segelas teh
dimejanya. Ternyata tindakannya mengejutkan kakek tua, dengan spontan
kakek mengatakan “tidak usah, tidak usah”, lalu pramugari tersebut
mengatakan bahwa kakek sudah haus kemudian menyuruhnya untuk segera
meminum minuman yang ia sajikan tersebut.
Pada saat itu dengan spontan kakek tua mengeluarkan uang logam dalam
kantong bajunya lalu disodorkan kepada pramugari tersebut. Kemudian
pramugari itu menjelaskan kepada kakek bahwa minuman yang disajikannya
gratis. Ketika diberitahu seperti itu kakek tidak mempercayainya, dan
kakek bercerita kepada pramugari tersebut bahwa ketika dirinya dalam
perjalanan menuju ke bandara, ia merasa kehausan dan meminta minum
kepada penjual makanan dipinggir jalan, namun pada saat itu para penjul
dipinggir jalan menolaknya dan mengusirnya karena menganggap bahwa
dirinya adalah seorang pengemis. Dan pada saat itu juga pramugari itu
mengetahui bahwa demi menghemat biaya perjalanan dari desa, kakek tua
tersebut rela jalan jauh dari desa dan naik mobil setelah dekat bandara
karena pada saat itu uang yang dibawanya sangat sedikit.
Setelah pramugari itu membujuk kakek tua yang terakhir kalinya
kemudian baru kakek mempercayainya dan duduk dengan tenang sambil
meminum teh yang telah diberikan oleh pramugari tersebut. Setelah itu
pramugari tersebut menawarkan makanan kepada kakek tua namun si kakek
menolaknya. Ketika itu kakek tua tersebut bercerita kepada pramugari
bahwa dirinya memiliki dua orang anak yang sangat baik, putra sulungnya
sudah bekerja sedangkan putra bungsunya masih kuliah tingkat 3 di
Peking. Anak sulungnya yang bekerja dikota menjemput dirinya bersama
istrinya untuk tinggal bersama dikota, namun kakek menolaknya dengan
alasan tidak biasa tinggal dikota dan akhirnya kembali lagi ke desa.
Dan kini kakek tua tersebut hendak pergi ke Peking untuk menjenguk anak
bungsunya yang kuliah disana. Anak sulung kakek tersebut tidak tega
membiarkan ayahnya naik mobil begitu jauh sehingga membelikan tiket
pesawat dan menawarkan untuk menemani ayahnya ketika akan pergi ke
Peking, namun si kakek menolaknya karena menganggap terlalu boros dan
kakek bersih keras untuk pergi sendiri.
Nah, ketika melewati pemerikasaan dibandara kakek tua disuruh untuk
menitipkan barangnya tersebut dibagasi namun kakek tetap bersih keras
ingin membawanya sendiri, ia berkata bahwa jika karung yang berisi ubi
tersebut disimpan di dalam bagasi maka ubi akan menjadi hancur dan
anaknya tidak menyukai ubi yang sudah hancur. Akhirnya pramugari itu
membujuknya untuk meletakan karung yang dibawa kakek di atas bagasi
tempat duduk, dan akhirnya kakek bersedia dengan hati-hati ia meletakan
karung tersebut.
Kisah yang Paling Insfiratif dan Mengharukan
Ketika dalam penerbangan pramugari itu terus menambahkan minum untuk
kakek tua tersebut, kakek tua selalu membalas dengan ucapan terima kasih
yang tulus, tetapi ia tidak mau makan meskipun pramugari itu sudah
mengetahui bahwa kakek tua sudah sangat lapar. Saat pesawat akan segera
mendarat kemudian dengan suara kecil kakek tua menanyakan "apakah ada
kantong kecil?" kakek tua meminta kepada pramugari itu untuk meletakan
makanannya dikantong tersebut. Kakek tua mengatakan kepada pramugari
bahwa ia belum pernah sama sekali melihat makanan yang enak sepertu itu
dan ia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, melihat tindakan si
kakek kemudian pramugari tersebut sangat kaget.
Pramugari tersebut kemudian berfikir bahwa makanan biasa-biasa saja
yang setiap harinya ia lihat bisa menjadi sangat berharga dimata seorang
kakek tua dari desa dan dengan menahan rasa lapar yang mungkin kakek
tua rasakan dari tadi ia rela menyisihkan untuk anaknya. Kemudian dengan
terharu pramugari tersebut mengumpulkan semua makanan yang masih
tersisa yang belum dibagikan kepada para penumpang lalu disimpan
dikantong yang akan diberikan kepada kakek tua. Namun diluar dugaan
kakek tersebut menolaknya, ia hanya menghendaki bagiannya saja yang
belum dimakan dan tidak menghendaki makanan yang bukan miliknya.
Perbuatan kakek yang tulus tersebut membuat pramugari itu sangat terharu
dan ia menganggap bahwa perbuatan kakek tersebut merupakan pelajaran
yang berharga untuknya.
Setelah pramugari itu memberikan sekantong makanan kepada kakek tua
tersebut kemudian ia menganggap bahwa semuanya sudah berlalu. Namun
siapa menduga ketika semua penumpang turun dari pesawat, kakek tua
tersebut merupakan orang terakhir yang berada di dalam pesawat.
Pramugari itu kemudian membantu si kakek untuk keluar dari pintu
pesawat, sebelum keluar kakek tua tersebut melakukan sesuatu hal yang
tidak bisa dilupakan oleh pramugari itu dimana kakek tua tersebut
berlutut menyembahnya dan mengucapkan terima kasih yang bertubi-tubi.
Kakek mengatakan bahwa para pramugari yang bertugas pada saat itu
merupakan orang yang paling baik yang pernah ia jumpai dan kakek mengaku
bahwa dirinya hanya makan sekali dan tidak pernah meminum minuman yang
sangat manis serta memakan makanan yang sangat enak. "Pada hari ini
kalian semua tidak menganggap hina terhadap saya, kalian melayani saya
dengan begitu baik, saya tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan
terimakasih kepada kalian, semoga tuhan membalas semua kebaikan kalian”
ucap kakek tersebut sambil menyembah dan menangis. Pramugari itu dan
teman-temannya dengan terharu memapah kakek tua tersebut dan menyuruh
seorang anggota lapangan untuk membantu kakek keluar dari lapangan
terbang.
Nah, sahabat janganlah kalian semua memandang seseorang dari
penampilan luar. Hargailah semua orang dan syukuri apa yang telah
dimiliki.
0 comments :
Posting Komentar